Belajar Fisika itu Mudah

Friday, November 22, 2013

MENGAPA LANGIT BERWARNA BIRU?

Warna Langit

Jika anda sering menatap langit yang berwarna biru saat cuaca sedang baik tak ada yang menyangkal bahwa langit itu indah. Dengan warna biru yang mendominasi, keindahan langit sangat mempesona dengan awan yang menghiasi.
Timbul pertanyaan yang kerap muncul di benak kita, mengapa langit berwarna biru? Mengapa bukan warna hijau, merah, atau yang lainnya? Apakah warna biru tersebut merupakan warna pantulan dari warna air di samudra yang luas? Banyak pertanyaan yang muncul mengenai hal tersebut.
Pada dasarnya warna langit bumi bukanlah biru, melainkan tidak memiliki warna. Jika kita mengklarifikasi permasalahan ini secara fisika maka penjelasan mengenai peristiwa ini dapat terjawab secara ilmiah.
Sebelum membahas mengenai hal tersebut, mari kita pelajari terlebih dahulu gelombang cahaya. Gelombang cahaya merupakan salah satu dari gelombang elektromagnetik. Jika anda pernah mengamati warna cahaya matahari maka anda hanya melihat cahaya yang berwarna putih. Sejatinya cahaya matahari tersebut tidak hanya memiliki satu gelombang warna saja melainkan memiliki beberapa gelombang warna yang lain.
Salah satu ilmuan fisika Isaac Newton untuk pertama kalinya menguji coba seberkas cahaya tampak yang berasal dari matahari dilewatkan pada sebuah prisma kaca.  Hasilnya seberkas cahaya matahari melewati prisma dan terbias melebar, lalu beberapa warna terlihat akibat hamburan cahaya dari prisma tersebut.
Ternyata cahaya dapat terhambur (spectrum) oleh prisma kaca dan membuktikan bahwa cahaya putih ternyata terdiri dari beberapa macam warna seperti ungu, biru, hijau, kuning, orange dan merah.
Urutan cahaya tergantung dari besar kecilnya gelombang tersebut. Pada keadaan normal, biasanya urutan warna yang nampak akan berurutan dari warna merah, orange, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Kita kembali pada permasalahan awal yaitu mengapa langit berwarna biru? Setalah mengetahui bahwa cahaya matahari memiliki berbagai jenis gelombang warna maka penjelasan selanjutnya akan kita klarifikasi.
Cahaya matahari yang dipancarkan oleh pusat tata surya (matahari) yang menuju ke planet bumi pertama-tama akan menghantam lapisan atmosfir. Diluar angkasa, cahaya matahari yang pada awalnya tidak berinteraksi dengan media apapun saat memasuki atmosfer mulai berinteraksi dengan molekul molekul udara yang dapat menyebabkannya terhambur ke segala arah. Hamburan ini terkenal dengan istilah hamburan Rayleigh. Hamburan Rayleigh merupakan hamburan elastis gelombang elektromagnetik (termasuk cahaya) yang disebabkan saat seberkas cahaya melewati partikel dimana panjang gelombang cahaya lebih panjang dari pada panjang gelombang partikel yang dilewatinya.
Pada kenyataannya, saat matahari melewati lapisan udara atau atmosfer, panjang molekul-molekul udara seribu kali lebih kecil dari pada panjang gelombang cahaya matahari itu sendiri.
Sehingga hal ini menyebabkan cahaya matahari terhambur menjadi beberapa macam gelombang warna seperti ungu, biru, hijau, kuning, orange dan merah.
Hamburan warna biru merupakan hamburan warna terkuat atau setidaknya empat kali lebih kuat daripada hamburan warna-warna lainnya. Langit yang tampak biru tak lain merupakan hasil dari hamburan gelombang cahaya matahari yang didominasi oleh hamburan gelombang cahaya warna biru.
Warna langit biru yang didominasi oleh hamburan warna biru dari cahaya matahari. Sejatinya langit tidaklah memiliki warna, dan warna yang tercipta merupakan warna yang terjadi akibat hamburan dari cahaya matahari.

Saat malam pun juga demikian. Warna biru yang muncul saat bulan purnama atau saat bulan menyinari bumi adalah sebagai akibat dari terhamburnya cahaya matahari oleh molekul udara yang kemudian warna langit didominasi oleh warna biru. (sumber: Eko Hadi G / KafeAstronomi / atoptics.co.uk / allposters.com.au / wallcoo.net).

sebagai rujukan mengenai artikel yang membahas gejala alam lainnya anda dapat membacanya di sini.
Unknown Gejala Fisika